Nuansa Minangkabau yang ada di dalam setiap musik Sumatra Barat yang  
dicampur dengan jenis musik apapun saat ini pasti akan terlihat dari  
setiap karya lagu yang beredar di masyarakat. Hal ini karena musik  
Minang bisa diracik dengan aliran musik jenis apapun sehingga enak  
didengar dan bisa diterima oleh masyarakat. Unsur musik pemberi nuansa  
terdiri dari instrumen alat musik tradisional antara lain :
1. Saluang
![[Image: 289eu1g.jpg]](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_vJ8BuFSpHn9msCqDJwxQzNbAa1DRn7FTXPk44l3KneIFKG1wsgVyDM1XycJu_1Z_G1t13HKdfgQRjQbzHvww39XTfdz38=s0-d)
Saluang
 adalah alat musik tradisional khas Minangkabau,Sumatra Barat.  Yang 
mana alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang  
(Schizostachyum brachycladum Kurz). Orang Minangkabau percaya bahwa  
bahan yang paling bagus untuk dibuat saluang berasal dari talang untuk  
jemuran kain atau talang yang ditemukan hanyut di sungai.
Alat 
ini termasuk dari golongan alat musik suling, tapi lebih sederhana  
pembuatannya, cukup dengan melubangi talang dengan empat lubang. Panjang
  saluang kira-kira 40-60 cm, dengan diameter 3-4 cm. Adapun kegunaan  
lain dari talang adalah wadah untuk membuat lemang, salah satu makanan  
tradisional Minangkabau.
Pemain saluang legendaris bernama Idris Sutan Sati dengan penyanyinya Syamsimar.
Keutamaan
 para pemain saluang ini adalah dapat memainkan saluang dengan  meniup 
dan menarik nafas bersamaan, sehingga peniup saluang dapat  memainkan 
alat musik itu dari awal dari akhir lagu tanpa putus. Cara  pernafasan 
ini dikembangkan dengan latihan yang terus menerus. Teknik  ini 
dinamakan juga sebagai teknik manyisiahkan angok (menyisihkan  nafas).
Tiap
 nagari di Minangkabau mengembangkan cara meniup saluang, sehingga  
masing-masing nagari memiliki style tersendiri. Contoh dari style itu  
adalah Singgalang, Pariaman, Solok Salayo, Koto Tuo, Suayan dan Pauah.  
Style Singgalang dianggap cukup sulit dimainkan oleh pemula, dan  
biasanya nada Singgalang ini dimainkan pada awal lagu. Style yang paling
  sedih bunyinya adalah Ratok Solok dari daerah Solok.
Permainan 
musik Saluang ini biasanya diadakan dalam acara keramaian  seperti 
keduri perkawinan, batagak rumah, batagak pangulu, dan  lain-lain. 
Permainan ini, biasanya dilaksanakan setelah salat Isya dan  berakhir 
menjelang subuh.
yang menarik dari kesenian ini, selain kecekataan 
dan kebolehan si  peniup saluang, juga kata-kata yang didendangkan para 
dara-dara cantik  Minang yang berisikan pesan, sindiran, dan juga 
kritikan halus yang  mengembalikan ingatan si pendengar terhadap kampung
 halaman ataupun  terhadap kehidupan yang sudah, sedang, dan akan 
dijalani. Umumnya, irama  Saluang dan dendang yang mengiringinya 
terdengar sentimental  (berhiba-hiba), tetapi adakalanya juga membuat 
penonton tertawa kegelian  karena dendangnya yang lucu/bersifat 
menyindir penonton. Perhatikanlah  salah satu lagu dendang Saluang 
berikut ini.
KACANG DIABUIH CIEK (kacang direbus satu)—pepatah 
Minang yang artinya:  sifat seseorang yang mudah bertukar hati kepada 
tiap-tiap orang yang  lebih menarik atau lebih kaya (tidak setia)/mudah 
berganti-ganti  pasangan
Dahulu, kabarnya pemain saluang ini 
memiliki mantera tersendiri yang  berguna untuk menghipnotis 
penontonnya. Mantera itu dinamakan Pitunang  Nabi Daud. Isi dari mantera
 itu kira-kira : Aku malapehkan pitunang Nabi  Daud, buruang tabang 
tatagun-tagun, aia mailia tahanti-hanti, takajuik  bidodari di dalam 
sarugo mandanga buni saluang ambo, kununlah anak  sidang manusia……dst.
2. Bansi
![[Image: 29ma99d.jpg]](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_uRLWbq4JNjmHJKtlUwO3QoUT-w4sv41Q1yH3RGdSWT7Pko4sD6HRfkhkvRiXODmf8Wy_g3akls2oYSFmMiYC4tjQROAQ=s0-d)
Bansi
 Bentuknya Pendek dan memiliki 7 lubang dan dapat memainkan  lagu-lagu 
tradisional maupun modern karena memiliki nada standar.  Dibandingkan 
dengan alat musik tiup lainnya, yang ditemukan di daerah  Sumatera 
Barat, Bansi memiliki nada yang lebih lengkap. Hal ini dapat  terjadi 
karena Bansi mempunyai jumlah lobang nada yang lebih banyak,  yaitu 7 
buah. Dengan demikian, Bansi dapat menyanyikan lagu-lagu baik  yang 
bersifat tradisional maupun modern. Dilihat dari segi bentuknya,  Bansi 
berukuran lebih pendek daripada Saluang. Panjangnya lebih kurang  33,5 –
 36 cm dengan garis tengah antara 2,5—3 cm. Bansi juga terbuat  dari 
talang (bambu tipis) atau sariak (sejenis bambu kecil yang tipis).
Keunikan Saluang dan Bansi :
a. Keunikan Saluang
1. Makin pendek Saluang makin tinggi bunyinya.
2. Makin panjang Saluang makin rendah bunyinya.
3. Saluang dapat dibunyikan dengan indah karena kearifan pemainnya dalam mengatur nada.
4. Kadang-kadang bunyi saluang berlawanan dengan nada suara penyanyinya; terkadang sesuai dengan nada suara penyanyinya.
5. Jumlah lobang pada Saluang tidak sesuai dengan aturan tangga nada.
6. Dalam meniup saluang tidaklah terputus-putus karena keahlian peniup mengatur pernafasannya.
a. Keunikan Bansi
1 Bansi dapat dibunyikan dengan indah karena kearifan pemainnya dalam mengatur nada.
2. Bansi terkadang dibunyikan berlawanan denan nada suara penyanyinya, terkadang sesuai dengan nada suara penyanyinya.
3. Bansi dapat mengiringi berbagai jenis lagu, baik tradisional maupun modern karena mempunyai lobang nada yang lebih banyak.
Selain
 keunikan-keunikan itu, Saluang dan Bansi juga mempunyai  perbedaan, 
terutama dari segi (1) panjang/ukuran, (2) banyak lobang, (3)  cara 
memainkannya, dan (4) bunyi yang dihasilkannya.
Sebagai generasi 
muda, kita selayaknya mengenal dan menyukai musik  tradisional. Apabila 
generasi muda tidak lagi menyukai musik  tradisional, maka musik itu 
akan hilang bersamaan dengan hilangnya orang  tua-tua yang sekarang 
masih menyukainya.
3. Pupuik Batang Padi
![[Image: 33lm2cy.jpg]](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_vwo7z2eLsMMnDDzimqZPSguCHHs7_gJ0DZouLQ2d12COiXFDTqU5sx0FkfAKb0AjiUj-g6wgicsXuZiQHgfPtgL1SssG8=s0-d)
Pupuik
 batang padi terbuat dari batang padi. Pada bagian dekat buku  dibuat 
lidah. Lidah itu, jika ditiu akan menghasilkan celah, sehingga  
menimbulkan bunyi. Pada bagian ujungnya dililit dengan daun kelapa yang 
 menyerupai terompet. Bunyinya melengking dan nada dihasilkan melalui  
permainan jari pada lilitan daun kelapa,
4. Sarunai
![[Image: 2h3vr4z.jpg]](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_uItSBqBr1HBhnmord75vCHSPixe2FJzVJEyiCxrJJbRtVkq0QZFiR7V04mA4_c-CVPhRVyHbRa9xMYNYGYz-QjWdgVj_I=s0-d)
Sarunai
 terbuat dari dua potong bambu yang tidak sama besarnya. Sepotong  yang 
kecil dapat masuk ke potongan yang lebih besar. Fungsinya sebagai  
penghasil nada. Alat ini memiliki empat lubang nada. Bunyinya juga  
melodius. Karawitan ini sudah jarang yang menggunakan. Selain juga sulit
  membuatnya, nada yang dihasilkan juga tidak banyak terpakai.,
5. Pupuik Tanduak
![[Image: 25iqkuf.jpg]](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_u21F4TkSnNNPtmuy59Qg-FGYdI4R1X2eyIvwwuwZ96uxbSZa12Dqz1oHPpD165uRxEkmcf0FmbBhnH0ykllbcg_LnCCw=s0-d)
Terbuat
 dari tanduk kerbau yang dibersihkan. Bagian ujungnya dipotong  rata dan
 berfungsi sebagai tempat meniup. Bentuknya mengkilat dan hitam  bersih.
 Fungsinya lebih pada alat komunikasi. Tidak berfungsi sebagai  alat 
pengiring nyanyi atau tari. Dahulu digunakan untuk aba-aba pada  
masyarakat misalnya pemberitahuan saat subuh dan magrib atau ada  
pengumuman dari pemuka kampung.
6. Talempong
![[Image: 4ka9mx.jpg]](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_uPtOSPJOsLgFX2iAiJGWfgNpsMb0JyqCBpH-PCPaOgd2Wztr6KczBL5FhiHYfT-anPMkrmpZEC8LqUiceOpqCmU6OX_g=s0-d)
Talempong
 adalah sebuah alat musik khas Minangkabau. Bentuknya hampir  sama 
dengan gamelan dari Jawa. Talempong dapat terbuat dari kuningan,  namun 
ada pula yang terbuat dari kayu dan batu, saat ini talempong dari  jenis
 kuningan lebih banyak digunakan. Talempong ini berbentuk bundar  pada 
bagian bawahnya berlobang sedangkan pada bagian atasnya terdapat  
bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat tangga
  nada (berbeda-beda). Bunyi dihasilkan dari sepasang kayu yang  
dipukulkan pada permukaannya.
Talempong biasanya digunakan untuk 
mengiringi tari piring yang khas,  tari pasambahan, tari gelombang,dll. 
Talempong juga digunakan untuk  menyambut tamu istimewa. Talempong ini 
memainkanya butuh kejelian  dimulai dengantangga pranada DO dan diakhiri
 dengan SI. Talempong  diiringi oleh akor yang cara memainkanya sama 
dengan memainkan piano
7. Rabab
![[Image: 2z6xml2.jpg]](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_uirGg0oEDwwPCmDpuwZJWP5qlMCtS_p738RI-GHb6vopwSWO4CejaO1svSKhYaCxLpVgbVbYcOsA-ijQ7AsypEzgJSwys=s0-d)
Rabab merupakan kesenian di Minangkabau yang dimainkan dengan menggesek biola.
Dengan rabab ini dapat tersalurkan bakat musik seseorang.